
JASATIRTAENERGI – Penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) terus digaungkan di tanah air, hal ini dilakukan dalam rangka proses peralihan sumber energy yang selama ini masih bergantung pada energy fosil dan batubara, yang diketahui terus langka.
Pemerintah Indonesia telah sepakat, untuk mewujudkan target penurunan emisi sesuai dengan yang tercantum dalam Paris Agreement, salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah melalui peningkatan penggunaan sumber energi terbarukan atau energi yang ramah lingkungan.
Pemerintah telah memiliki visi mengenai hal ini, yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak, dimana energi terbarukan ditargetkan mencapai 23% pada tahun 2025.
Konseksuen Pemerintah dalam mendukung energy baru, seperti yang diungkapkan oleh PT PLN (Persero), yang mana seluruh lingkungan kesekretariatan presiden mulai dari Istana Kepresidenan di Jakarta, Bogor, Cipanas, Yogyakarta, hingga Tampaksiring sudah 100 persen menggunakan listrik dari energi terbarukan.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan kesekretariatan presiden baru saja menandatangani pembelian sertifikat energi terbarukan atau REC setara 249 megawatt jam (Mw).
“REC merupakan instrumen yang ditawarkan PLN kepada pelanggan yang membutuhkan pengakuan akan penggunaan energi terbarukan,” ujarnya di Jakarta.
Darmawan menjelaskan melalui kesepakatan ini, maka dua istana kepresidenan yang tertetak di Ibukota Negara, yakni Istana Merdeka dan Istana Negara, menyusul istana kepresidenan di daerah yang lebih dulu beralih ke listrik ramah lingkungan.
Menurutnya, pendapatan dari sertifikat energi terbarukan ini dialokasikan untuk penambahan pembangkit energi baru terbarukan untuk mencapai target netralitas karbon pada tahun 2060.
Ia mengungkapkan bahwa layanan REC yang diterbitkan PLN sejak November 2020 semakin diminati berbagai pelanggan, tidak hanya pemilik usaha di sektor bisnis dan industri untuk memenuhi kebutuhan ekspornya, namun juga menarik atensi pengelola fasilitas publik maupun masyarakat.
Istana Kepresidenan Bogor tercatat menjadi yang pertama berlangganan layanan REC pada Maret 2022. Kemudian, diikuti cleh Istana Kepresidenan Tampaksiring dan Istana Kepresidenan Yogyakarta pada Mei dan Juni 2022. Kepala Biro Umum Sekretariat Presiden RI Erry Hermawan mengatakan seluruh lingkungan kesekretariatan presiden sudah 100 persen menggunakan energi terbarukan per 1 Juni 2022.
Kepala Biro Umum Sekretariat Presiden RI Erry Hermawan mengatakan seluruh lingkungan Kesekretariatan Presiden sudah 100 persen menggunakan energi terbarukan per 1 Juni 2022. Menurut Ery langkah ini menjadi bukti komitmen pemerintah dalam mendukung upaya pengembangan energi terbarukan untuk mengatasi permasalahan lingkungan.
“Ini untuk mengatasi energi fosil yang semakin lama akan semakin terbatas. Selain itu, langkah ini juga akan mendukung energi hijau untuk mengatasi kendala lingkungan, khususnya di Indonesia” pungkas Ery.
Jasa Tirta Energi Turut Ambil Bagian
Dalam mengembangkan energy terbarukan PT Jasa Tirta Energi turut ambil bagian dalam pengembangan potensi energi baru di tanah air. Selain focus dalam bidang konstruksi umum, PT Jasa Tirta Energi juga focus dalam pengembangan Energi terbarukan.
Sebagai anak perusahaan PERUM Jasa Tirta 1 yang bergerak dibidang pengelolaan sumberdaya air dan kontruksi pengairan di Indonesia, Jasa Tirta Energi berfokus pada pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT), energi hijau, ramah lingkungan dalam penggunaan dan pemanfaatan nya.
JTE terus berinovasi dalam mengembangkan sumber-sumber energi terbarukan lainnya, seperti air, angin, biomassa, panas bumi dan surya. Saat ini JTE fokus pada pengembangan energi tenaga surya dan air untuk seluruh wilayah Indonesia, baik Kota, Desa, Pulau pulau terluar sampai Kawasan 3T.
JTE telah berpengalaman dan memiliki sertifikasi dalam pengembangan pembangkit Istrik tenaga surya dan air untuk sektor Industry. komersil, dan rumah tangga.
Energi Terbarukan, dalam hal ini dengan pemanfaatan energy matahari, memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
- Energi dihasilkan dari cahaya Matahari.
- Semakin sedikit bergantung pada bahan bakar fosil.
- Tidak menimbulkan polusi, yang mana tidak melepaskan CO2,SO2,NO2 ke atmosfir, tidak menghasilkan emisi.
- Mengurangi konsumsi, karena tidak memerlukan bahan bakar.
- Hampir bebas perawatan.
- Menghemat uang, setelah investasi awal maka menghemat energi, tagihan listrik akan jauh lebih rendah.
- Berkelanjutan dan Terbarukan.
- Tidak bising, panel surya diam dan tidak memiliki yang tidak bergerak.