
JASATIRTAENERGI –Pandemi diakui telah menghantam sendi-sendi perekonomian di seluruh Negara. Bantak sector-sektor bisnis dipaksa untuk tutup dalam ranah bisnisnya. Namun diketahui ada beberapa sector yang masih tumbuh positif di tengah badai pandemic yang menghantam selama lebih dua tahun.
Dalam sebuah laporan, di tengah ketidakpastian pandemi, para perusahaan konstruksi mampu meningkatkan kinerja keuangannya, hal ini berdasarkan laporan-laporan yang diungkap oleh perusahaan konstruksi di tanah air.
Seperti halnya yang terjadi dalam bisnis PT PP (Persero) Tbk (PTPP). Perusahaan yang merupakan dalam kelompok plat merah ini tumbuh 5,89% year on year (yoy ) dengan laba bersih melesat 62,13% yoy. Selanjutnya masih di bawah bendera persero, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) mencatatkan pertumbuhan pendapatan 12,45% yoy dan laba bersih 39,53% yoy.
Sebelumnya, PT Acset Indonusa Tbk (ACST) mencatatkan pertumbuhan pendapatan 24,1% yoy dengan rugi bersih yang terpangkas 47,46% yoy.
Dikutip dari wawancara kontan.co.id, Analis B-Trade Raditya Pradana memproyeksikan, kinerja apik emiten konstruksi dapat berlanjut di tahun ini, hal ini didasari dari dukungan beberapa katalis kuat.
Proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dinilai menjadi salah satu dukungan tumbuhnya ranah konstruksi. Selain itu, di awal tahun Menteri Keuangan telah menyatakan Indonesia menaikkan alokasi anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN) menjadi Rp 455,62 triliun tahun ini dari yang direncanakan sebelumnya Rp 414 triliun.
Anggaran itu meliputi klaster kesehatan Rp 122,5 triliun, perlindungan sosial Rp 154,8 triliun dan penguatan pemulihan ekonomi sebesar Rp 178,3 triliun.
“Pada klaster penguatan pemulihan ekonomi, terselip program pembangunan IKN,” jelasnya kepada dari Kontan.
Raditya melihat, kondisi tersebut berpotensi meningkatkan permintaan emiten-emiten konstruksi, karena pasti akan ada permintaan untuk pembangunan Istana Negara, Gedung MPR, dan fasilitas pendukung pemerintahan lainnya di Kalimantan Timur.
Dari sisi harga saham, emiten konstruksi mulai mendapatkan angin segar. Dalam sepekan terakhir harga sahamnya juga meningkat cukup tinggi.
Hal itu tak lepas dari penunjukan kepala Otoritas IKN dan juga rencana groundbreaking IKN yang akan dilakukan dalam waktu dekat. Harga saham-saham konstruksi seperti PTPP dalam sepekan terakhir mencatatkan kenaikan 23,16%; ADHI naik 15,83%; WEGE 15,76%; WIKA 15,05%; WSKT 11,54%; ACST 9,04%; TOTL 4,83%; dan WTON 8,91%.
Walau begitu, perkembangan Covid-19 tetap menjadi bayang-bayang dari katalis positif tersebut. “Apabila pemerintah secara resmi mengubah status pandemik menjadi endemik, maka tentunya menjadi angin segar bagi emiten konstruksi,” paparnya.
Secara teknikal, saham konstruksi dilihatnya juga sudah semakin menarik. Sebabnya, sudah berada pada akhir koreksinya atau wave 2-nya dan menjadi tanda akan melanjutkan peningkatannnya kembali untuk membentuk wave 3-nya.
Analis Phillip Sekuritas, Joshua Marcius juga melihat beberapa saham konstruksi yang menarik untuk diamati antara lain, PTPP, JSMR, dan TOTL.
Dirinya menjelaskan, untuk PTPP breakout dari pola double bottom dan berpotensi bergerak menguat ke area resistance 1 di sekitar area Rp 1.155 atau resistance 2 Rp 1.200 dengan support yang berada pada area Rp 965. Sebabnya, ia menyarankan investor bisa melakukan buy on weakness.
Lalu, JSMR telah menembus pola double bottom juga dan telah menguat hingga saat ini dan berpotensi untuk menyentuh area resistance Rp 3.900 atau area resistance Rp 4.010 dengan support yang dapat dipertimbangkan pada area Rp 3.360. Adapun rekomendasi yang diberikannya wait and see.
Selanjutnya, TOTL menembus pola descending broadening Wedge Pattern dan berpotensi menguat ke area resistance Rp 310 atau area resistance Rp 316 dengan support pada area Rp 292. “Rekomendasi yang dapat disarankan adalah buy,” sebutnya.
Sementara Raditya merekomendasikan buy PTPP dengan target harga Rp 1.180, WIKA dengan target harga Rp 1.475, dan WSKT dengan target harga Rp 740.
Sumber : Kontan.co.id