Potensi EBT Belum Dimanfaatkan Maksimal

Panel Surya yang dipergunakan untuk pengadaan energi surya. (Foto Jasa Tirta Energi)

JASATIRTAENERGI – Masyarakat pernah digemparkan dengan tagihan listrik yang cukup signifikan. Bagaimana tidak ? Tagihan yang harus dibayarkan oleh para pelanggan nilainya cukup pantastis. Kenaikan yang terjadi bisa mencapai puluhan juta rupiah bagi setiap pelanggan. Ironis, dari Sabang sampai Merauke, Tuhan Yang Maha Esa, telah memberikan Indonesia beragam kebutuhan yang ada di Alam, energi harus dibayar mahal.

Alih-alih merugi hingga triliunan rupiah, Covid-19 menjadi sasaran atas meruginya PLN yang diketahui menjadi salah satu penyedia energy yang dipahami sebagai energy listrik oleh masyarakat luas. Tak tanggung-tanggung kerugian yang diklaim oleh PLN, sekitar Rp 38 Triliun PLN harus menanggung kerugian, hal ini pernah diungkapkan saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI.

Luasnya potensi energy di Nusantara seharusnya energy bukanlah menjadi permasalahan yang rumit. Penampakan permukaan alam Indonesia yang terdiri diri perairan dan daratan berbanding antara 4:1. Penampakan daratan berupa gunung tertinggi, sungai terpanjang di Indonesia, danau membuat Indonesia menjadi negara ke 15 terluas di dunia. Indonesia termasuk negara kepulauan yang berada pada posisi strategis yang digambarkan dari letak geografis dan letak astronomis Indonesia.

Robert Kaplan menuturkan bahwa geografi secara luas akan menjadi determinan yang mempengaruhi berbagai peristiwa lebih dari pada yang pernah terjadi sebelumnya (Foreign Policy, May/June, 09). Di masa yang akan datang, keberadaan Indonesia akan dipengaruhi oleh kondisi dan letak geografisnya. Maka tata kelola sumber daya alam, wilayah perbatasan dan pertahanan yang mumpuni sangat diperlukan.

Dengan beragamnya Sumber daya alam yang ada, seperti Sungai, Laut, Angin dan Matahari, Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk mengembangkan sektor energy khususnya bagi masyarakatnya sendiri. Bahkan, Kalimantan yang digadang-gadang sebagai ibukota baru memiliki potensi energy yang cukup besar. Pulau Kalimantan memiliki luas 743.330 km², dengan titik koordinat 4° 24` LU – 4° 10` LS dan antara 108° 30` BT – 119° 00` BT. Dimana keadaan alamnya meliputi Laut, Pantai Biduk-Biduk, Pantai Angsana, Pantai Melawai, Pantai Benua Putra dan pantai Pantai Lamaru, dilengkapi oleh sungai-sungai antara lain, Sungai Mahakam, Sungai Barito, Sungai Kapuas, Sungai Melawi, dan Sungai Arut.

Indonesia memiliki Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang cukup besar diantaranya, mini/micro hydro sebesar 450 MW, Biomass 50 GW, energi surya 4,80 kWh/m2/hari, energi angin 3-6 m/det dan energi nuklir 3 GW.

Saat ini pengembangan EBT mengacu kepada Perpres No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Dalam Perpres disebutkan kontribusi EBT dalam bauran energi primer nasional pada tahun 2025 adalah sebesar 17% dengan komposisi Bahan Bakar Nabati sebesar 5%, Panas Bumi 5%, Biomasa, Nuklir, Air, Surya, dan Angin 5%, serta batubara yang dicairkan sebesar 2%. Untuk itu langkah-langkah yang akan diambil Pemerintah adalah menambah kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Mikro Hidro menjadi 2,846 MW pada tahun 2025, kapasitas terpasang Biomasa 180 MW pada tahun 2020, kapasitas terpasang angin (PLT Bayu) sebesar 0,97 GW pada tahun 2025, surya 0,87 GW pada tahun 2024, dan nuklir 4,2 GW pada tahun 2024.

Untuk potensi yang bisa dikembangkan antara lain Biomasa, Energi Angin, Energi Surya, Energi Nuklir, Mikrohidro. Total investasi yang diserap pengembangan EBT sampai tahun 2025 diproyeksikan sebesar 13,197 juta USD, dengan keuntungan Energi Baru Terbarukan Ramah lingkungan, Investigasi teknologi, Mudah dikembangkan, Mengurangi sampah serta Peluang lapangan kerja.

Berbagai Sumber…

Leave A Comment

At vero eos et accusamus et iusto odio digni goikussimos ducimus qui to bonfo blanditiis praese. Ntium voluum deleniti atque.

Melbourne, Australia
(Sat - Thursday)
(10am - 05 pm)
X